Langsung ke konten utama

DASAR K3 MANAJEMEN RISIKO PADA PETUGAS PENGELOLAHAN LIMBAH MEDIS PADAT RUMAH SAKIT TNI AU LANUD ROESMIN NURJADIN OLEH T Sy Rafni Nashabila

TUGAS UTS DASAR K3

MANAJEMEN RISIKO PADA PETUGAS
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT
RUMAH SAKIT TNI AU LANUD ROESMIN NURJADIN



Oleh:
T Sy Rafni Nashabila
NIM : 1605034






Dosen : dr. Erna Tresnaningsih, MOH., PhD





PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
HANG TUAH PEKANBARU
T.A 2017-2018
TAHAPAN MANAJEMEN RISIKO

A.  Persiapan

1.    Komitmen Manajemen
Komitmen manajemen di lingkungan rumah sakit adalah tanggung jawab pimpinan rumah sakit tersebut, dalam hal ini adalah kepala rumah sakit. Kepala rumah sakit wajib membuat kebijakan, penyediaan dana, sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta berpartisipasi dalam mewujudkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di lingkungan rumah sakit.
2.    Pembentukan struktur organisasi rumah sakit
Sebagai pimpinan rumah sakit, kepala rumah sakit menyiapkan sumber daya manusia  untuk menangani manajemen risiko pada petugas pengelolaan limbah medis padat dan menangani manajemen resiko dilingkungan rumah sakit dalam hal ini membentuk unit organisasi K3 di rumah sakit yang terlihat dalam struktur organisasi rumah sakit.
Tugas unit organisasi K3 rumah sakit adalah memberi rekomendasi dan pertimbangan kepada  kepala rumah sakit tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan  K3 rumah sakit, membuat program K3 rumah sakit, melaksanakan program K3 rumah sakit, melakukan evaluasi program K3 rumah sakit. Dalam hal ini program K3 rumah sakit salah satunya adalah K3 pada petugas pengelolaan limbah medis padat rumah sakit.
Kepala rumah sakit juga menetapkan kebijakan/pedoman manajemen risiko melalui sosialisasi kepada seluruh petugas di rumah sakit untuk dapat menumbuhkan budaya sadar risiko dalam pengelolaan limbah medis padat yang dilakukan setiap hari diseluruh bagian unit kerja di lingkungan rumah sakit.
3.    Ruang Lingkup Manajemen Risiko
Ruang lingkup dalam manajemen risiko pengelolaan limbah medis padat adalah seluruh pimpinan dirumah sakit mulai dari tingkat manajemen yaitu kepala rumah sakit hingga petugas yang terlibat dibagian pengelolaan limbah medis padat rumah sakit.
4.    Landasan Manajemen Risiko
Menurut Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit didalam pelaksanaan pengelolaan sampah setiap rumah sakit harus melakukan reduksi sampah dimulai dari sumber, harus mengelola dan mengawasi penggunaan bahan kimia yang berbahaya dan beracun, harus melakukan pengelolaan stok bahan kimia dan farmasi. Setiap peralatan yang digunakan dalam pengelolaan sampah medis mulai dari pengumpulan, pengangkutan dan pemusnahan harus melalui sertifikasi dari pihak yang berwenang.
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Jika memperhatikan isi dari pasal di atas maka jelaslah bahwa Rumah Sakit (RS) termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di RS, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung RS. Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola RS menerapkan upaya-upaya K3 di RS.

Pengukuran tingkat resiko berdasarkan tingkat keparahan kejadian (severity) dengan probabilitas resiko terjadi. Nilai / skor tingkat keparahan kejadian dan probabilitas menggunakan standar penilaian yang diadopsi dari AS/NZS 4360:1999 Risk Management.  Berikut adalah acuan penelitian tingkat keparahan kejadian :

Tabel 1 Acuan Penilaian Severity
Nilai
Kategori
Definisi
1
Negligible
Luka ringan/ Kecil sekali
2
Minor
Luka ringan / first aid treatment
3
Moderate
Luka sedang
4
Major
Luka berat
5
Catastrophic
Berat sekali/ Kematian


Tabel 2 Acuan Penilaian Probability
Nilai
Kategori
Definisi
1
Rare
Jarang sekali terjadi
2
Unlikely
Jarang Terjadi
3
Possible
Kadang-kadang terjadi
4
Likely
Sering terjadi
5
Almost Certain
Sering sekali terjadi















5.    Dokumentasi Lapangan


Description: E:\New folder\20170726_144019.jpgDescription: E:\New folder\20170726_144026.jpg                                
  Gambar 1 : Proses Pemilahan                                            Gambar 2 : Proses Pemilahan
  Pembuangan Limbah Medis                                             Pembuangan Limbah Medis
  Cairan Pada Jarum Suntik                                                 Jarum Suntik


Description: E:\New folder\20170726_143452.jpg                  Description: E:\New folder\20170726_143511.jpg

       Gambar 3 : Proses Pengangkutan                                    Gambar 4 : Proses Pengangkutan
       Limbah Medis Padat Dari Sumber                                  Limbah Medis Padt Ke TPS
      
Description: E:\New folder\20170726_142758.jpgDescription: E:\New folder\20170726_144209.jpg

Gambar 5 : Pengangkutan Limbah                                      Gambar 6 : Pengangkutan Limbah
Menggunakan Troli Limbah Medis I                                   Menggunakan Troli Limbah Medis II




Description: E:\New folder\20170726_142643.jpg                                     Description: E:\New folder\20170726_142646.jpg
  Gambar 7 : Proses Penyimpanan                                           Gambar 8 : Proses Penyimpanan
  Di Tempat Penyimpanan Sementara                                     Di Tempat Penyimpanan Sementara
  Limbah Medis Padat Rumah Sakit I                                                Limbah Medis Padat Rumah Sakit II


Description: E:\New folder\20170726_144319.jpg                       Description: E:\New folder\20170726_144421.jpg   
      Gambar 9 : Proses Pemusnahan                                        Gambar 10 : Proses Pemusnahan
      Limbah Medis Padat Rumah Sakit                                   Limbah Medis Padat Rumah Sakit
      Ditimbang terlebih dahulu                                                Di Insinerator



B.       Identifikasi Bahaya
Identifikasi bahaya dilakukan untuk mengidentifikasi bahaya potensial pada petugas pengelolaan limbah medis padat di lingkungan rumah sakit. Bahaya potensial atau hazards yang akan di identifikasi adalah:
1.    Bahaya potensial fisik
2.    Bahaya potensial kimia
3.    Bahaya potensial biologi
4.    Bahaya potensial ergonomi
5.    Bahaya potensial psikologi


Tabel 3
Identifikasi Bahaya dan Penilaian Analisis Resiko
Pengelolaan Limbah Medis Padat

No
Proses Kegiatan
Bahaya Potensial
Kecelakaan Kerja
Penyakit Akibat Kerja
Manajemen Resiko
Penanggulangan
Fisik
Kimia
Biologi
Ergonomi
Psikososial
1
Pemilahan
-












Nilai resiko
0
a. Debu/
Polutan ruangan
b.Cairan berbahaya pada limbah medis





Nilai resiko
4 x 4 = 16
a.  Virus pada limbah medis
b.  Serangga (Lalat)







Nilai resiko
3 x 3 = 9
Repetitif
(Kerja yang berulang-ulang)









Nilai Resiko
3 x 4 = 12
a.    Stress
b.    Monoton











Nilai resiko
2 x 3 = 6
a. Tertusuk
jarum membuang limbah ke wadah
b.Terkontaminasi cairan kimia saat memegang limbah
a.    Asma
b.    Hiv Aids
c.    Hepatitis
d.    Iritasi kulit
e.    Penyakit akibat lalat (tipus, diare, kolera)
f.     Cidera pada otot dan tulang/ musculoskeletal disorders

Fisik = 0

Kimia = 16

Biologi = 9

Ergonomi = 12

Psikososial = 6

Resiko tertinggi yaitu pada bahaya potensial kimia saat proses pemilahan. Penanggulangannya yaitu petugas kesehatan harus menggunakan APD lengkap (sarung tangan, masker, sepatu) saat membuang limbah medis menghindari cairan berbahaya pada limbah medis tersebut.
2
Pengangkutan
-











Nilai resiko
0
Debu/ Polutan dilingkungan








Nilai resiko
3 x 3 = 9
Serangga (lalat)










Nilai resiko
3 x 3 = 9
a.   Postur Janggal (memindakan limbah)
b.   Kekuatan tenaga petugas




Nilai resiko
3 x 4 = 12
a.     Stress
b.     Monoton










Nilai resiko
2 x 3 = 6
Terjatuh atau terpeleset saat mengangkut limbah medis

a.    Asma
b.   Penyakit akibat lalat (tipus, diare, kolera)
c.    Cidera pada otot dan tulang/ musculoskeletal disorders
Fisik = 0

Kimia = 9

Biologi = 9

Ergonomi = 12

Psikososial = 6


Resiko tertinggi yaitu pada bahaya potensial ergonomi saat pengangkutan. Penanggulangannya  yaitu menggunakan APD lengkap (sarung tangan, masker, sepatu) dan memperhatiakan lingkungan dan  gerakan tubuh yang baik saat mengangkut.
3
Penyimpanan
Suhu ruang penyimpanan








Nilai resiko
2 x 2 = 4
a. Debu/
Polutan
ruang








Nilai resiko
3 x 3 = 9
a. Virus limbah medis
b.Serangga
(lalat, nyamuk)





Nilai resiko
3 x 4 = 12
Postur janggal
(memindahkan limbah)







Nilai resiko
3 x 3 = 9
a.       Stress
b.      Monoton









Nilai resiko
2 x 3 = 6
Tertusuk jarum saat memindahkan limbah

a.    Panas
b.   Asma
c.    Terkontaminasi virus
d.   Cidera pada otot dan tulang/ musculoskeletal disorders

Fisik = 4

Kimia = 9

Biologi = 12

Ergonomi = 9

Psikososial = 6

Resiko tertinggi yaitu pada bahaya potensial biologi saat proses penyimpanan. Penanggulangannya  yaitu memastikan limbah tersimpan tidak lebih dari 1 x 24 jam untuk menghindari serangga. Serta menggunakan APD lengkap saat proses kegiatan
4
Pemusnahan
a.    Suhu lingkungan
b.    Bising insinerator













Nilai resiko
4 x 4 = 16
a.Debu/
Polutan
Lingkungan dan insinerator
b.                  Asap insinerator
c.Cairan berbahaya










Nilai resiko
4 x 5 = 20
Serangga (lalat, nyamuk)
















Nilai resiko
3 x 3 = 9
a.    Repapatif
(gerakan berulang-ulang)
b.    Postur janggal (gerakan tubuh saat memusnahkan limbah)







Nilai resiko
3 x 3 = 9
a.    Stress
b.    Monoton

















Nilai resiko
2 x 3 = 6
a.    Tertusuk jarum saat memusnahkan limbah
b.    Terjatuh saat mengangkat limbah
a.     Panas
b.     Tuli
c.     Asma
d.     Hepatitis
e.     Iritasi kulit
f.      Penyakit akibat lalat (kolera, tipus)
g.     Penyakit akibat nyamuk (demam, malaria, dbd)
h.     Cidera pada otot dan tulang/ musculoskeletal disorders

Fisik = 16

Kimia = 20

Biologi = 9

Ergonomi = 9

Psikososial = 6
Resiko tertinggi yaitu pada bahaya potensial kimia saat proses pemusnahan limbah medis padat. Penanggulangannya adalah selalu memastikan limbah 1 x 24 jam telah dimusnahkan dengan insinerator. Menggunakan APD lengkap (sarung tangan, masker, sepatu) saat proses pemusnahan limbah medis padat dengan insinerator.


C.  Analisa Risiko
Analisis risiko dilakukan menggunakan nilai/skor tingkat keparahan kejadian dan probabilitas menggunakan standar penilaian yang diadopsi dari AS/NZS 4360:1999 Risk Management, yaitu dengan menggunakan analisa semikualitatif sebagai berikut:


D.      Evaluasi Risiko
Berdasarkan dari hasil tabel identifikasi bahaya dan penilaian analisis risiko diatas, maka dapat dilihat prioritas risiko utama yang harus difokuskan yaitu pada bahaya potensial kimia pada proses kegiatan pemusnahan limbah medis padat rumah sakit yang pasti selalu dilakukan rutin dan selalu terpajan asap dari insinerator, debu di lingkungannya dan cairan pada limbah saat proses pembakaran limbah oleh petugas pengolahan limbah medis padat yang apabila diabaikan akan berdampak kurang baik bagi petugas yaitu mengganggu pendengaran, asma, dan penyakit akibat serangga yang merugikan petugas tersebut dengan nilai resiko sebesar 20.
Namun itu tidak berarti bahwa faktor lain dapat diabaikan, untuk faktor risiko kedua adalah pada bahaya potensial kimia proses kegiatan pemilahan limbah medis padat di setiap unit kerja di rumah sakit karna akan sering terpapar debu dan cairan limbah saat akan dibuang ke wadah limbah dengan nilai resiko yaitu 16.

Faktor risiko ketiga adalah bahaya potensial ergonomi proses kegiatan pengangkutan limbah medis padat dari sumber unit setiap ruangan rumah sakit sampai ke tempat penyimpana limbah dengan kondisi lingkungan yang dapat memungkinkan petugas jatuh atau terpeleset dengan nilai resiko sebesar 12. Dan faktor risiko terakhir adalah bahaya potensial biologi proses kegiatan penyimpanan limbah medis padat dilokasi penyimpanan sementara dimana tidak boleh menyimpan limbah lebih dari 1 x 24 jam karna akan menimbulkan banyak serangga yang hinggap dan menjadi sarang penyakit dengan nilai resiko adalah 12.


E.       Pengendalian Risiko
Tim memutuskan untuk melakukan pengendalian risiko dengan mengacupada tahapan:
  1. Peratura/UU
a.       Keselamatan pekerja secara umum diatur dalam UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan UU No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, UU No 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
b.      UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Kesehatan pekerja wajib diperhatikan dengan mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1970 Bab IV Pasal 8 tentang kewajiban memeriksakan kesehatan tenaga kerja dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.02/MEN/1980 tentang  Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan keselamatan Kerja Pasal 2, 3 dan 5 tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja awal, berkala dan khusus.





2.      Rekayasa Teknik
Eliminasi, Minimalisasi dan Substitusi
Saat pengelolaan limbah medis padat petugas diharapkan mengeliminasi ketepaparan terhadap limbah medis khususnya untuk limbah medis yang berbahaya. Petugas diharapkan dapat meminimalisasi resiko dengan cara menggunakan alat pelindung diri lengkap saat proses pengelolaan limbah medis padat dengan baik dan benar untuk dapat meminimalkan resiko potensi bahaya yang akan timbul dari keterpajanan petugas dengan limbah medis padat. Serta petugas dapat mengsubstitusi alat insinerator dengan yang lebih baik lagi untuk menghindari resiko yang timbul dari mesin insinerator yang sudah lama tersebut.

  1. Administratif
Diharapkan petugas kesehatan rumah sakit dan petugas pengelolaan limbah dirumah sakit mendapatkan pelatihan dan pembinaan dalam pengelolaan limbah rumah sakit yang benar khususnya pengelolaan limbah medis padat yang cenderung memiliki resiko yang lebih tinggi.
Diperlukan sarana dan prasarana dalam menunjang proses pengelolaan limbah medis padatdirumah sakit untuk memudahkan petugas dalam pengelolaan yang baik dan benar dan dapat meminimalisasikan resiko bahaya yang timbul.
Penyediaan alat pelindung diri lengkap bagi petugas kesehatan diruangan dan petugas pengelolaan limbah medis di rumah sakit dalam menjaga diri dari bahaya-bahaya yang timbul akibat kontaminasi langsung dengan limbah medis tersebut.

  1. Medis
Rumah Sakit akan melakukan tes kesehatan untuk memastikan setiap petugas sehat dalam melakukan pekerjaannya.
Tes kesehatan awal masuk kerja di rumah sakit yang dilakukan adalah:
a.       Pemeriksaan kesehatan fisik yang dilakukan oleh dokter meliputi : tes penglihatan, tes jantung, tes tekanan darah, tes paru dan tes fisik kesehatan lainnya.
b.      Pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan darah rutin khususnya hemoglobin darah dan gula darah serta fungsi hati.
Tes kesehatan berkala yang dilakukan sekali setahun oleh petugas di rumah sakit yaitu:
a.    Pemeriksaan kesehatan fisik yang dilakukan oleh dokter meliputi : tes penglihatan, tes jantung, tes tekanan darah, tes paru dan tes fisik kesehatan lainnya.
b.    Pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan darah rutin khususnya hemoglobin darah dan gula darah serta fungsi hati.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MANAJEMEN RESIKO PETANI KARET K3 DASAR

TUGAS  UTS K3 DASAR MANAJEMEN RESIKO PADA PETANI KARET Oleh: GUSNI KHAIDIR NIM 1605026 Dosen: dr.  ERNA TRESNANINGSI ,  MOH., PhD PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT STIKes HANG TUAH PEKANBARU 2017 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesejahteraan merupakan tujuan dari seluruh keluarga. Kesejahteraan   diartikan sebagai kemampuan keluarga untuk memenuhi semua kebutuhan   untuk bisa hidup layak, sehat, dan produktif. Berdasarkan data BPS (2010),   masih terdapat sekitar 31 juta orang atau 13,3% penduduk yang tinggal di   bawah garis kemiskinan atau mereka yang tidak memiliki kemampuan untuk   memenuhi semua kebutuhan pokoknya. Penduduk miskin ini sebagian besar   tinggal di wilayah perdesaan yang erat kaitannya dengan usaha   pertanian   Tingkat penghasilan/pendapatan seseorang akan berpengaruh besar   terhadap ketenangan atau kesejahteraan, orang bisa menjadi tidak sejahtera   dalam rum

DASAR K3 MANAJEMEN RESIKO PADA BURUH/KULI BANGUNAN OLEH RIZAL HUSFAUDIN

TUGAS UTS DASAR K3 MANAJEMEN RESIKO PADA BURUH/KULI BANGUNAN ( Di Desa Tasik Juang SP3 jalur 5 Kecamatan Lubuk Batu Jaya, INHU) Oleh: RIZAL HUSFAUDIN NIM : 1605023 Dosen : dr. Erna Tresnaningsih, MOH., PhD PEMINATAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) HANG TUAH PEKANBARU T.A 2017-2018 BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Pada awalnya manusia hanya memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai sarana dan prasarana ataupun infrastruktur dalam kehidupannya. Seperti halnya memanfaatkan gua sebagai tempat tinggal. Kemudian memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai bahan-bahan untuk membuat infrastruktur seperti halnya batu, tanah dan kayu. Kemudian setelah ditemukan bahan bahan tambang yang dapat digunakan untuk membuat alat atau benda yang menunjang sebuah bangunan seperti halnya barang logam dan m

REVIEW BUKU TEORI PENGEMBANGAN ORGANISASI

  REVIEW BUKU Oleh : GUSNI KHAIDIR 1605026 DOSEN : Dr. BUDI HARTONO PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT STIKES HANG TUAH PEKANBARU 2017 Judul Buku        : Teori Pengembangan Organisasi Penilus                : Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA ISBN                   : 979-526-262-9 Editor                 : 1-cet. 7.--Jakarta : Bumi Aksara, 2012. Penerbit              : PT BUMI AKSARA Desain Cover     : Remaja Rosdakarya Layout Isi           : 270 hml. Tanggal Terbit   : Juli 2014. Harga                  : Tebal                   : 23 cm BAB I FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN PENGEMBANGAN ORGANISASI Organisasi yang mampumewujudkan perubahan yang akan lestari karena berada pada kondisi siap menghadapi berbagai tantangan yang berbentuk, jenis dan interaksinya belum pernah terjadi sebelumnya. Berbagai factor yang menyebabkan timbulnya tantangan dan perubahan tersebut sebagai be