TUGAS UTS K3 DASAR
MANAJEMEN RESIKO PADA PETANI KARET
Oleh:
GUSNI KHAIDIR
NIM 1605026
Dosen:
dr. ERNA TRESNANINGSI, MOH., PhD
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
STIKes HANG TUAH PEKANBARU
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesejahteraan merupakan tujuan dari seluruh keluarga. Kesejahteraan diartikan sebagai kemampuan keluarga untuk memenuhi semua kebutuhan untuk bisa hidup layak, sehat, dan produktif. Berdasarkan data BPS (2010), masih terdapat sekitar 31 juta orang atau 13,3% penduduk yang tinggal di bawah garis kemiskinan atau mereka yang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi semua kebutuhan pokoknya. Penduduk miskin ini sebagian besar tinggal di wilayah perdesaan yang erat kaitannya dengan usaha pertanian Tingkat penghasilan/pendapatan seseorang akan berpengaruh besar terhadap ketenangan atau kesejahteraan, orang bisa menjadi tidak sejahtera dalam rumah tangganya karena tidak tenang jiwanya dalam menyesuaikan diri. Dalam memahami realitas tingkat kesejahteraan, pada dasarnya terdapat beberapa factor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan tingkat kesejahteraan antara lain : (1) social ekonomi rumah tangga atau masyarakat, (2) struktur kegiatan ekonomi sektoral yang menjadi dasar kegiatan produksi rumah tangga atau masyarakat, (3) potensi regional (sumberdaya alam, lingkungan dan insfrastruktur) yang mempengaruhi perkembangan struktur kegiatan produksi, dan (4) kondisi kelembagaan yang membentuk jaringan kerja produksi dan pemasaran pada skala lokal, regional dan global.
Keluarga di Desa Bagan Laguh Kecamatan Bunut, mayoritas penduduknya beragama Islam dan terdiri dari berbagai macam suku, dilihat dari pekerjaannya di Desa Bagan Laguh banyak macamnya namun yang paling banyak adalah sebagai petani karet disamping pekerjaan lainnya seperti PNS, Petani sawit dan Bertukang, namun mengusahkan tanaman karet sebagai tanaman utama. Desa dengan penduduk 480 jiwa, 230 jiwa bekerja sebagai petani karet, , 89 jiwa lainnya bekerja sebagai PNS. 54 jiwa bekerja sebagai petani sawit, Sebagai tanaman utama yang diusahakan, maka ketergantungan terhadap pendapatan dari hasil penjualan karet ini sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan mereka.
Meskipun Desa Bagan Laguh merupakan salah satu desa penghasil karet di Kabupaten Pelalawan, namun kenyataan menunjukkan tidak semua masyarakat petani karet hidup dalam kondisi yang lebih baik, banyak diantara mereka tergolong tidak mampu. Adapun penghasilan perbulannya kurang lebih mencapai Rp. 1.000.000 sampai dengan Rp.2.000.000 perorang dengan rata-rata perminggu berkisar antara Rp. 400.000 sampai dengan Rp. 500.000 perminggu. Hasil pengamatan yang penulis dapatkan dilapangan menunjukkan bahwa keluarga yang berprofesi sebagai petani karet ini dikerjakan oleh laki-laki maupun perempuan dan keduanya memiliki kesamaan yang sama karena tenaga kerja dan lahan yang dimiliki masih terbatas. Para petani akan merasa sangat resah apabila musim hujan datang sebab akan sulit untuk memproduksi lateks (getah kental) yang baik serta tidak dapat bekerja secara maksimal seperti hari biasanya. Hujan memang suatu masalah yang tidak bisa dihindari karena hujan adalah suatu yang alamiah. Turunnya harga pemasaran karet menyebabkan menurunnya pendapatan yang diperoleh petani. Serta besarnya lahan yang dimiliki oleh setiap keluarga. Walaupun demikian tidak membuat keluarga berputus asa karena tidak dapat menyadap pohon karet mereka, pada keadaan demikian para ibu rumah tangga akan berusaha untuk mencari cara agar kebutuhan keluarga tetap terpenuhi dengan berbagai cara yakni berjualan gorengan, lontong, soto dan miso, serta ikut membantu menyadap karet pada saat luang mereka. Namun masyarakat Desa Bagan Laguh belum dikatakan sejahtera hal ini dapat dilihat dari gejala-gejala sebagai berikut:
1. Selalu muncul sifat pesimis dengan penghasilan yang mereka dapatkan
hari ini.
2. Sering timbul sifat mengeluh dengan penghasilan yang mereka dapatkan.
3. Harga pemasaran dan niaga karet.
4. Luas kebun yang dimiliki.
5. Jumlah tanggungan dalam satu keluarga
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana manajemen risiko pada kegiatan petani karet di Desa Bagan lauguh, Kecamatan Bunut.
2. Tujuan Kusus
a. Untuk mengetahui faktor resiko pada pekerjaan petani karet.
b. Untuk mengetahui pengendalian faktor resiko dari pekerjaan petani karet .
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi praktisi
a. Dapat menjadi referensi bagi petani karet tentang potensi bahaya kecelakaan kerja yang bias di dapat dari rutinitas bekerja sehari-hari dari yang sering terjadi sampai kecelakaan berat yang mungkin terjadi.
b. Dapat mengetahui cara pengendalian risiko mengurangi bahaya kecelakaan kerja.
2. Bagi penulis
a. Menambah pengetahuan tentang manajemen resiko khususnya bagi petani karet yang akan disampaikan pada materi dasar-dasar keselamatan dan kesehatan kerja.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Menurut Mangkunegara, keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
2. Menurut Suma’mur (1981: 2), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
3. Menurut Simanjuntak (1994), keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja
4. Mathis dan Jackson, menyatakan bahwa keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cidera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.
5. Menurut Ridley, John (1983), mengartikan kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
6. Jackson, menjelaskan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.
7. Ditinjau dari sudut keilmuan, kesehatan dan keselamatan kerja adalah ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja. (Lalu Husni, 2003: 138).
Setelah melihat berbagai pengertian di atas, pada intinya dapat ditarik kesimpulan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi berbicara mengenai kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu membicarakan masalah keamanan fisik dari para pekerja, tetapi menyangkut berbagai unsur dan pihak.
B. Sektor pertanian
Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang tidak mendapatkan perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan lain tidak satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program-program pembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin menjerumuskan sektor ini pada kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita tergantung padanya.
Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional. Ada beberapa hal yang mendasari mengapa pembangunan pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain: potensi Sumber Daya Alam yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Potensi pertanian Indonesia yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari petani kita masih banyak yang termasuk golongan miskin. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah pada masa lalu bukan saja kurang memberdayakan petani tetapi juga terhadap sektor pertanian keseluruhan.
C. Petani karet
Karet merupakan salah satu komoditas perkebunan dengan nilai ekonomis tinggi. Oleh karena itu, tidak salah jika banyak yang beranggapan bahwa tanaman karet adalah salah satu kekayaan Indonesia. Karet yang diperoleh dari proses penggumpalan getah tanaman karet (lateks) dapat diolah lebih lanjut untuk menghasilkan lembaran karet (sheet), bongkahan (kotak), atau karet remah (crumb rubber) yang merupakan bahan baku industri karet (Suwarto, 2010). Menurut Tohir (1991), tingkat kesejahteraan petani sering dikaitkan dengan keadaan usahatani yang dicerminkan oleh tingkat pendapatan petani. Penerimaan yang berkurang akan diikuti dengan semakin rendahnya pendapatan yang diterima petani. Pendapatan yang rendah tentunya dapat menyurutkan semangat kerja petani dalam mengusahakan usahatani karetnya, salah satunya misal petani enggan melakukan penyadapan. Jika karet tidak disadap, maka produksi atau panen akan menurun. Produksi yang menurun tentunya akan berimbas pula dengan semakin menurunnya pendapatan yang diterima petani.
Bekerja sebagai petani memerlukan modal awal. Selain stamina, kondisi fisik harus mendukung pekerja tersebut. Seorang petani jangan sampai skit-sakitan. Kemudian tingkat pendidikan dan kesehatan awal. Kesehatan petani diperlukan untuk mendukung produktivitas. Secara teoritis apabila seseorang bekerja, ada tiga variable pokok yang saling berinteraksi, yakni kualitas tenaga kerja, jenis atau beban pekerjaan dan lingkungan pekerjaannya. Akibat hubungan interaktif berbagai faktor risiko kesehatan tersebut, apabila tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang berhubungan dengan pekerjaan dapat bersifat akut dan mendadak, kita kenal sebagai kecelakaan, dapat pula bersifat menahun. Berbagai gangguan kesehatan yang berhubungan dengan pekerjaan misalnya para petani mengalami keracunan pestisida darri tingkat sedang hingga tiingkat tinggi.
D. Beberapa Hal Yang Harus Diperhatikan Petani Karet
Bekerja sebagai petani memerlukan modal awal. Selain stamina, kondisi fisik harus mendukung pekerja tersebut. Seorang petani jangan sampai skit-sakitan. Kemudian tingkat pendidikan dan kesehatan awal. Kesehatan petani diperlukan untuk mendukung produktivitas..
1. Keadaan tempat bekerja petani karet
a. Lokasi perkebunan
1) Lokasi yang aman dan terhindar dari binatang buas
2) Disekitar tempat bekerja ramai dengan petani karet.
3) Lokasi yang dituju bisa dijangkau dengan alat transportasi (sepeda motor, sepeda ontel dll ).
b. Kolam tempat penampungan karet dekat dengan jalan utama agar mudah membawanya.
2. Peralatan kerja
a. Peralatan kerja harus lengkap, yaitu:
1) Pahat (pisau karet), yang berguna untuk menyadap karet.
2) Sudip , berguna untuk mengalirkan getah karet ke tempat penampungan.
3) Wadah penampungan, dibutuhkan untuk menampung getah karet.
4) Baju lengan panjang dan celana panjang, berguna untuk melindungi diri dari gigitan serangga .
5) Sarung tangan, dibutuhkan untuk melindungi tangan dari resiko luka dari pisau karet.
6) Sepatu, berguna untuk melindungi kaki dari benda tajam dan serangan ular berbisa dan sebagainya yang mengancam.
7) Lotion anti nyamuk, agar terhindar dari gigitan nymuk.
8) Air mineral, menghindari dari dehidrasi dalam bekerja.
3. Fisik Pekerja
a. Stamina pekerja
b. Kondisi emosi pekerja yang labil
c. Pola fikir pekerja yang biasanya kurang memperhatikan keselamatan kerja
d. Motivasi dalam bekerja
e. Pengetahuan pekerja tentang standar K3, penggunakan fasilitas kerja, dan berbagai hal dalam pekerjaan konstruksi
4. Pengaturan Lain
a. Jumlah pekerja
b. Penerapan shift kerja
c. Umur pekerja
d. Jenis kelamin pekerja
E. Manajemen Resiko
Manajemen resiko adalah pengelolaan resiko dengan menerapkan secara sistematis suatu kebijakan manajemen, prosedur dan aktifitas dalam kegiatan identifikasi, analisa, penilaian, pengendalian bahaya dan pemantaun serta review resiko.
Adapun tujuan dari manajemen resiko adalah sebagai berikut:
1. Meminimalkan kerugian dan meningkatkan produktifitas
2. Memotong mata rantai kejadian kerugian, sehingga efeknya tidak terjadi.
3. Mencegah terjadinya kerugian berupa cidera dan penyakit akibat hubungan kerja.
Manfaat manajemen resiko adalah sebagai berikut :
1. Pemenuhan perundangan
2. Mencegah kerugian finansial
3. Meningkatkan nilai saham
4. Menekan gangguan bisnis
5. Memelihara kelangsungan usaha.
F. Identifikasi Bahaya
Identifikasi bahaya dilakukan untuk mengidentifikasi bahaya potensial pada petugas pengelolaan limbah medis padat di lingkungan rumah sakit. Bahaya potensial atau hazards yang akan di identifikasi adalah:
1. Bahaya potensial fisik
2. Bahaya potensial kimia
3. Bahaya potensial biologi
4. Bahaya potensial ergonomi
5. Bahaya potensial psikologi
BAB III
PROSES KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambar proses kerja petani karet di desa Bagan Laguh, Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan.
1. Proses mengasah (mempertajam pisau karet atau pahat).
2. Proses pengolesan dan penyemprotan zat kimia (Tril dan pestisida) pada pohon karet agar getah karet (lateks) yang dihasilkan berlimpah dan terhindar dari jamur yang membahayakan pohon karet.
a. Proses mengoleskan
3. Proses menyadap karet yang dilakukan oleh petani karet.
a. Posisi tegak lurus b. posisi membungkuk
4. Proses mengambil dan memindahkan getah karet dari wadah penampungan sementara ke tempat bak penampungan.
a. Posisi membungkuk b. posisi tegal lurus
5. Proses menyusun getah karet (lateks) di tempat yang telah di sediakan pada sebuah lubang yang di gali sehingga membentuk seperti persegi empat atau yang biasa di sebut masyarakat sekitar adalah membuat ojol.
a. Proses pembentukan.
6. Proses pembongkaran dan penimbangan hasil karet yang telah diolah sebelumnya, untuk di jual ke pabrik pengolahan karet.
B. Analisa Resiko
Analisis risiko dilakukan menggunakan Nilai/skor tingkat keparahan kejadian dan probabilitas menggunakan standar penilaian yang diadopsi dari AS/NZS 4360:1999 Risk Management, yaitu dengan menggunakan analisa semikualitatif sebagai berikut :
Tabel Penilaian Resiko
Proses Kerja
|
Bahaya Potensial
|
Kecelakaan Kerja
|
Penyakit
Akibat
Kerja
|
Manajemen
Risiko
|
Penanggulangan
| ||||
Fisik
|
Kimia
|
Biologi
|
Ergonomi
|
Psikososial
| |||||
Proses mengasah atau mempertajam pisat karet yang tidak menggunakan sarung tangan.
|
Membungkuk dan melakukan gerakan berulang ulang
|
Luka dan otot tegang pada bagian tangan dan punggung
|
Badan pegal-pegal,
|
4
|
Beristirahat secara berkala dan menggunakan pelindung tangan
| ||||
Proses mengoleskan dan menyemprotkan zat kimia pada pohon karet yang tidak memakai masker dan sarung tangan
|
Panas matahari
|
Menghirup dan terkena zat kimia yang di semprotkan
|
Gigitan serangga,Bakteri dan kuman dari zat kimia yang di semprotkan
|
Memikul beban berat terlalu lama
|
Bekerja berulang ulang pada satu objek.
|
Dehidrasi, malaria, tulang punggung kaku dan gatal pada tangan dan kaki
|
Gatal-gatal pada tangan dan kaki, sakit pinggang dan stres kerja
|
10
|
Menggunakan lotion anti nyamuk, APD lengkap, beristirahat secar berkala dan perbanyak minum air putih
|
Proses menyadap karet dengan berbagai posisi yang tidak memakai sarung tangan dan sepatu.
|
Panas matahari
|
Terhirup serbuk kulit pohot karet
|
Jamur dari kulit pohon karet dan gigitan serangga
|
Menjinjit dan Membungkuk terlalu lama dan berulang,
|
Tertimpa ranting kayu yang lapuk, pijakan kaki dan batuk, iritasi kulit
|
Terjatuh, malaria nyeri pada pinggang dan pusing
|
11
|
Menggunakan APD, lotion anti nyamuk dan memkai sepatu yang layak (safety)
| |
Membawagetah karet ke tempat pengolahan ojol yang tidak menggukan sarung tangan dan kaca mata
|
Panas matahari,
|
Percikan getah karet pada mata dan kulit
|
Bakteri, gigitan nyamuk dan serangga
|
Peregangan otot tangan dan menahan beban
|
Bekerja secara berulang ulang pada satu objek
|
Dehidrasi, iritasi pada mata dan pegal-pegal
|
Kelelahan,Infeksi pada mata, kram
|
13
|
Beristirahat secar berkala, memakai kaca mata dan perbanyak minum air putih
|
Menyusun dan membentuk ojol tanpa menggunakan kaca mata dan sarung tangan
|
Panas matahari
|
Percikan getah karet
|
Jamur akibat keringat tercampur getah karet
|
Duduk sambil membungkuk terlalu lama dan dilakukan secara berulang ulang
|
Bekerja berulang ulang pada satu objek
|
Tangan kapalan, dan iritasi kulit dan mata
|
Kulit tangan mengeras, gatal-gatal dan kram
|
10
|
Menggunakan sarung tangan dan bertukar posisi saat menaikkan batako
|
Mengangkat dan memndahkan ojol dari satu tempat ketempat penimbangan tanpa menggunakan sarung tangan dan masket
|
Panas matahari,
|
Menghirup debu dan bau ojol.
|
Bakteri dan jamur ojol
|
Menjinjit,menahan beban dan membungkuk terlalu lama dan Pijakan kaki yang tidak aman
|
Stres dan keram Karen beban terlalau berat dan bau ojol yang busuk.
|
Dehidrasi, Terjatuh dan tergelincirkarena pijakan kaki yang tidak aman dan licin, mata terkena percikan air ojol.
|
Kelelahan dan kulit gatal-gatal, Patah tulang, iritasi mata, kram pada pinggang dan posisi tulang dapat berubah
|
20
|
Menggunakan APD sarung tangan, kaca mata, perbanyak minum air putih dan membuat tempat pijakan kaki yang safety
|
C. Analisa Semikulatif
Hazard Severity
| |||||
Jarang Terjadi
1
|
Kurang Mungkin Terjadi
2
|
Mungkin Terjadi
3
|
Sangat Mungkin Terjadi
4
|
Hampir Pasti Terjadi
5
| |
Tidak Ada Pengaruh
1
| |||||
Pengaruh Sangat Ringan
2
|
Menghirup debu dari kulit pohon karet
6
|
Gatal-gatal dan iritasi kulit
10
| |||
Pengaruh Ringan
3
|
Bakteri dan kuman dari getah karet yang di tampung pada wadah dalam waktu yang cukup lama
9
|
Terkena percikan getah karet (lateks) berbau busuk
12
|
Stres karena 1 bidang pekerjaan hanya dilakukan oleh 1 orang sehingga monoton
15
| ||
Pengaruh Serius
4
|
Jamur akibat keringat tercampur getah karet, Jamur dari keringat pekerja
9
| ||||
Pengaruh Fatal
5
|
Peregangan otot tangan dan menahan beban
15
|
Menjinjit dan membungkuk terlalu lama dan Pijakan kaki yang tidak aman dan malaria akibat gigitan nyamuk
20
|
D. Evaluasi Resiko
No
|
Hazard
|
Skor dan Resiko
|
1
|
Menjinjit dan membungkuk terlalu lama dan Pijakan kaki yang tidak aman
|
20
Pengaruh Fatal dan Sangat Mungkin Terjadi
|
2
|
Peregangan otot tangan dan menahan beban
|
15
Pengaruh Fatal dan Mungkin Terjadi
|
3
|
Stres karena 1 bidang pekerjaan hanya dilakukan oleh 1 orang sehingga monoton
|
15
Pengaruh Ringan dan Sangat Mungkin terjadi
|
4
|
Terkena percikan getah karet (lateks) berbau busuk
|
12
Pengaruh Ringan dan Sangat Mungkin Terjadi
|
5
|
Gatal-gatal dan iritasi klulit
|
10
Pengaruh Sangat Ringan dan Mungkin Terjadi
|
6
|
Jamur akibat keringat tercampur semen batako, Jamur dari keringat pekerja
|
9
Pengaruh Serius dan Sangat Mungkin Terjadi
|
7
|
Bakteri dan kuman dari getah karet yang di tampung pada wadah dalam waktu yang cukup lama
|
9
Pengaruh Ringan Dan Mungkin Terjadi
|
8
|
Menghirup debu dari kulit pohon karet
|
6
Pengaruh Sangat Ringan dan Mungkin Terjadi
|
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dengan masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap keselamatan dan kesehatan kerja oleh petani karet pada proses menyadap karet (lateks) di Desa Bagan Laguh Kecamatan Bunut. Dikarenakan para petani karet mendapat keahlian dan cara menyadap karet hanyalah berdasarkan keahlian secara otodidak dan tidak pernah mengikuti pelatihan dan seminar tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Ditambah lagi para petani tidak pernah diberikan penyuluhan tentang prosedur dan cara yang efektif agar terhindar dari akan bahaya yang timbulkan dari pekerjaan yang mereka kerjakan saat ini.
B. Saran
Sebaiknya para petani karet khususnya di Desa Bagan Laguh lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya, serta petani karet juga harus benar-benar memanfaatkan fasilitas yang tersedia dalam melakukan proses menyadap karet dan selalu menggunakan Alat Pelindung Diri saat bekerja agar terhindar dari hal-hal yang tidak di inginkan
DAFTAR PUSTAKA.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2006. Statistik Perkebunan Indonesia 2006- 2011: Karet (Rubber). Jakarta: Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian.
Miftahudin, Hanif. (2016). Hubungan Antara Sikap Kerja Membungkuk Dengan Perubahan Kurva Vertebra Pada Kuli Bangunan. Program Studi S1 Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kesehatan dan keselamatan kerja (k3) : Defenisi, indicator penyebab dan tujuan penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/Kesehatan-Keselamatan-kerja-k3.html).
Silalahi. Bennett. NB dan Silalahi B. Rumondang. 2005.
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.
Tresnainingsih, Erna. Bahan Ajar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dasar.
Artikel yang sangat bagus sekali, bermanfaat dan menambah wawasan. Untuk keperluan pelayanan ada mesin yang sangat penting, mesin yang akan di produksi massal senilai 72 milyar, mesin fenomenal dan viral di masa sekarang dan masa depan yaitu : klik di bawah ini ...
BalasHapusMESIN ANTRIAN
Pabrik mesin antrian terraguno, handal dan terpercaya.
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut