Langsung ke konten utama

PERENCANAAN STRATEGIS RUMAH SAKIT



Perumusan Strategi Rumah Sakit
Formula strategi
            Menurut Boekitwetan (1997), “ rumah sakit adalah suatu organisasi yang unik dan komplek karena ia merupakan institusi yang padat karya, mempunyai sifat-sifat dan ciri-ciri serta fungsi yang khusus dalam proses menghasilkan jasa medik dan mempunyai berbagai kelompok profesi dalam pelayanan penderita disamping melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan masyarakat, rumah sakit juga mempunyai fungsi pendidikan dan penelitian”. Untuk itu, perlu dirumuskan strategis rumah sakit secara lebih terintegrasi agar fungsi-fungsinya berjalan dengan baik.
            Proses formulasi atau perumusan strategis berdasarkan konsep Fred R.David melalui tiga tahap analisis yaitu : (1) Tahap Input (2) Tahap Pencocokan dan (3) Tahap Pengambilan Keputusan.
1.        Input Stage (Tahap Input)
Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data yang dilakukan untuk mengetahui posisi organisasi pada saat itu, dimana mekanisme yang dilakukan meliputi analisis internal dan eksternal.
a.         Analisa Lingkungan Internal
Analisa internal bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi, mengevaluasi kapasitas atau kemampuan untuk menanggapi isu-isu, masalah-masalah dan kesempatan-kesempatan.
Menurut Gaspersz (2004), penilaian internal dari organisasi publik dapat dilakukan melalui tahap-tahap berikut :
1)        Ruang lingkup dan fungsi organisasi :
a)        Perspektif sejarah, kejadian-kejadian penting
b)        Ekspetasi pelanggan, pandangan publik
c)        Struktur dari program dan sub program
d)       Pencapaian kerja organisasi
e)        Pengujian ukuran-ukuran kinerja yang ada sebagai alat ideal untuk mencapai kesuksesan
2)        Aspek Organisasi
a)        Ukuran/komposisi dari tenaga kerja (banyak karyawan, komposisi profesional, teknikal, dll).
b)        Struktur organisasi dan proses-proses.
c)        Lokasi dari organisasi (kantor pusat, kantor cabang), kenutuhan perjalanan, lokasi dari populasi yang dilayani dll.
d)       Sumber dana manusi (pelatihan, pengalaman, kompensasi, tingkat keluar masuk, semangat, dll).
e)        Perlatan modal (capital assets) dan kebutuhan untuk peningakatan
f)         Teknolohi informasi, tingkat otomatisasi, telekomunikasi, kualitas dari rencana-rencana teknologi informasi organisasi, pengumpulan data, sistem penelusuran dan pemantauan.
g)        Kejadian-kejadian organisasional yang penting dan lingkup perubahan, dampak pada organisasi, tanggung jawab organisasi terhadap perubahan, dll.
3)        Aspek Fisikal
a)        Besar anggaran
b)        Perbandingan dari biaya-biaya operasional terhadap organisasi publik yang lain.
c)        Hubungan dari anggaran terhadap struktur program/subprogram.
d)       Tingkat dimana anggaran yang ada memenuhi kebutuhan dan ekspetasi yang sekarang.
4)        Data dasar
a)        Ukuran dan kinerja internal.
b)        Kecenderungan dan ramalan (trend of forecasting)
Dalam rangka menganalisis lingkungan internal ini, digunakan alat formulasi strategi berupa matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1.        Buat daftar antara sepuluh hingga dua puluh faktor internal penentu, baik berupa kekuatan maupun kelemahan yang mempengaruhi organisasi. Kemudian urutkan kekuatan terlebih dahulu di atas kelemahan.
2.        Berikan bobot masing-masing antara 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting). Bobot menyatakan derajat pentingnya suatu faktor secara relatif bagi kesuksesan organisasi. Bobot lebih tinggi diberikan bagi faktor yang mempunyai efek lebih besar terhadap kinerja organisasi. Penjumlahan bobot dari seluruh faktor-faktor kekuatan dan kelemahan itu harus sama dengan 1,0.
3.        Berikan nilai (rating) antara 1 hingga 4 pada setiap faktor. Bila faktor dianggap kelemahan mayor=1, kelemahan minor=2, kekuatan minor=3, kekuatan mayor=4.
4.        Kalikan bobot dengan nilai tiap faktor untuk mendapatkan skor.
5.        Jumlahkan skor tiap faktor untuk mendapatkan skor total organisasi.
Total skor yang dapat diperoleh dengan matriks IFE berkisar antara1,0 hingga 4,0 dengan skor rata-rata 2,5. Skor total di bawah 2,5 menandakan posisi organisasi lemah sedangkan skor total di atas 2,5 menandakan posisi organisasi kuat secara internal.
b.        Analisa Lingkungan Eksternal
Penelitian eksternal mengidentifikasi kesempatan (ooportunities) dan ancaman (threats) yang ada dalam lingkungan yang sekarang dan antisipasi perubahan-perubahan lingkungan dimasa mendatang.
Menurut Gaspersz (2004), analisa lingkungan eksternal dilakukan melalui tahap-tahap berikut :
1)        Demografi dan fokus pelanggan
a)        Karakteristik demografi (umur, pendidikan, geografi, kebutuhan khusus, dampak pada ekonomi, politik, sosial, budaya, dll).
b)        Kecenderungan dan dampak (pergesaran populasi, karakteristik demografi yang penting, dll).
2)        Variabel ekonomi
a)        Tingkat pengangguran, tingkat suku bunga, dll.
b)        Perluasan terhadap pelayanan publik dan populasi pelanggan sebagai akibat perubahan kondisi ekonomi, dll.
c)        Kondisi ekonomi yang diinginkan dimasa mendatang beserta dampak pada organisasi, pelanggan dan pelayanan publik.
d)       Ramalan penerimaan pajak dan pengeluaran.
e)        Tanggung jawan organisasi terhadap perubahan kondisi ekonomi.
3)      Dampak dari peraturan pemerintah
a)        Peraturan-peraturan pemerintah, kejadian-kejadian penting, dll.
b)        Aktifitas pemerintah yang sekarang (identifikasi struktur organisai pemerintah yang relevan, hubungan antar organisasi dalam lingkup rigional atau negara, dampak pada operasional, dll).
c)        Dampak yang diantisipasi dari tindakan-tindakan pemeriantah dimasa mendatang terhadap organisasi dan pelanggannya (peraturan-peraturan, perubahan anggaran, dll).
4)      Pengembangan teknologi
a)        Dampak tekonologi terhadap kegiatan operasional dari organisasi publik (telekomunikasi, komputerisasi, dll).
b)        Dampak dari perubahan teknologi lanjut yang diantisipasi akan berkembang dimasa mendatang terhadap organisasi publik.
5)        Isu-isu kebijakan publik
a)        Isu-isu utama yang berkembang sekarang.
b)        Isu-isu yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan keluarga, anak-anak, dll.
6)        Data dasar
a)        Ranking secara nasional, pembanding eksternal, dan benchbarks.
b)        Indikator kinerja (actual tahun yang lalu, kecenderungan, perspektif historis, ramala, dll.
Porter seperti yang dikutip David (2011), mengemukan lima hal yang mempengaruhi persaingan, yaitu :
1)        Rivalitas diantara perusaan yang bersaing.
2)        Potensi masuknya pesaing baru.
3)        Potensi berkembangnya produk substitusi.
4)        Kekuatan tawar pemasok.
5)        Kekuatan pemasok konsumen.
Dalam menganalisa lingkungan eksternal ini, digunakan alat formulasi strategi berupa matriks Eksternal Factor Evaluation dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1)        Buat daftar antara sepuluh hingga dua puluh faktor eksternal penentu, baik berupa peluanng maupun ancaman yang mempengaruhi organisasi. Kemudian urutkan peluang terlebih dahulu di atas ancaman.
2)        Berikan bobot pada masing-masing antar 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting). Bobot menyatakan derajat pentingnya suatu faktor secara relatif bagi kesuksesan organisasi. Penjumlahan bobot dari semua faktor-faktorpeluang dan ancaman itu harus sama dengan 1,0.
3)        Berikan nilai (rating) pada setiap faktor berdasarkan seberapa eefektif organisasi saat ini mereapon peluang atau ancaman itu. Nilai 4= respon superior, nilai 3= respon di atas rata-rata, nilai 2= respon rata-rata dan nilai 1= respon kurang.
4)        Kalikan bobot dengan nilai tiap faktor untuk mendapatkan skor total organisasi.
Nilai tertinggi yang mungkin dicapai nilai matriks  EFE adalah 4,0 dan terendah adalah 1,0. Nilai rata-rata adalah 2,5. Nilai 4,0 menunjukkan organisasi berespons dengan sangat efektif terhadap peluang dan ancaman. Nilai 1,0 menunjukkan respons organisasi tidak efektif dalam mengambil keuntungan dari peluang atau menghindari ancaman.
2.        Matching Stage (Tahap Pencocokan)
Pada matching stage ini dapat dipilih satu atau beberapa dari lima alat formulasi strategi, antara lain matriks TOWS, matriks SPACE, matriks BCG, matriks IE dan matriks Grand Strategy. Alat-alat ini bergantung pada informasi yang diperoleh dari input stage. Mencocokkan faktor penentu kesuksesan eksternal dan internal merupakan kunci agar dapat tersusun secara efektif strategi-strategi alternatif yang layak diimplementasikan.
Pada tahap ini akan digunakan alat matriks TOWS dan Matriks IE untuk membangun strategi-strategi alternatif.



a.         Matriks IE
Gambar 1
Total skor IFE
Rata-rata 2,0-2,99
 
Kuat
3,0-4,0
 
Lemah 1,0-1,99
 
Tinggi
3,0-4,0
 
 



Medium
2,0-2,99
 
Total skor EFE
 
I
II
III
Rendah 1,0-1,99
 
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Sumber : Treud R David, Strategic Management : Concept and Cases. New Jersey, (2001)
Matriks IE terdiri dari dua dimensi penentu, yaitu skor total dari IFE matriks pada sumbu X dan skor total EFE matriks pada sumbu Y. IE matriks memiliki 3 (tiga) implikasi strategi yang berbeda, yaitu :
1)        Sel I, II atau IV, strategi alternatif yang ditawarkan adalah grow and build (tumbuh dan bangun). Strategi-strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau integrative (integrasi mundur, integrasi maju dan integrasi horizontal) sesuai untuk grow and build.
2)        Sel III, V, VII, strategi alternatif yang ditawarkan adalah hold and maintain (tetap dan bertahan). Strategi alternatif yang dianjurkan untuk dipilih yaitu penetrasi pasar dan pengembangan produk.
3)        Sel VI, VIII, IX, strategi alternatif yang ditawarkan adalah harvest and divestiture.

b.        Matriks TOWS
Matriks ini secara jelas menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan 4 sel kemungkinan alternatif strategis.




Matriks TOWS

List Internal Strenght
1.  Brand image
2.  Dukungan Pemerintah
3.  Jaringan kerja

List Internal Weakness
1.  Prosedur pelayanan masih terlalu panjang.
2.  Kurangnya kualitas pelayanan progam Jamkesmas atau BPJS.
3.  Kurangnya sosialisasi
List External Opportunity
1.    Pangsa pasar yang masih baik
2.    Tanggap Bencana
3.    Kerjasama
Strategi SO
1.    Memperluas pangsa pasar
2.    Memperkuat kerjasama dengan instansi terkait.
3.    Meningkatkan hubungan dengan pemerintah
Strategi WO
1. Meningkatkan loyalitas pasien
2. Peningkatan kualitas produk
3. Memperbaiki prosedur pelayanan
List External Threats
Faktor internal :
1.    ketidak mampuan
lembaga dalam memanfaatkan kekuatan dan peluangyang ada. Sehingga yang terjadi kekuatan dan peluang tersebut dapat berubah menjadi ancaman besar bagi lembaga.
Faktor eksternal
1.    Ancaman bagi RSUD Tarakan Jakarta Pusat ialah adanya Rumah sakit lain yang telah berdiri maupun yang baru akan berdiri di Daerah Jakarta Pusat . Oleh karena itu, RSUD Tarakan Jakarta Pusat harus terus melakukan antisipasi dan evaluasi serta menetapkan strategi pemasaran yang tepat agar keberadaanya mendapat posisi di hati masyarakat.
Strategi ST
1.     Menjalin kerjasama dengan lembaga lain
2.     Menetapkan target pasar
3.     Meningkatkan kualitas pelayanan
Strategi WT
1.      Meningkatkan promosi dalam melalui berbagai media
2.      Menetapkan strategi pemasaran yang efektif dan efisien
3.      Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien program Jamkesmas dan BPJS

Dari matrik SWOT diatas dapat dilihat bahwa faktor kekuatan lebih besar dibandingkan dengan faktor kelemahan yang dimiliki oleh Rumah Sakit Evarina Pangkalan Kerinci dan faktor peluang juga lebih besar bila dibandingkan dengan faktor ancaman. Oleh karena itu kondisi Rumah Sakit Evarina Pangkalan Kerinci seharusnya sudah cukup mampu untuk bersaing dengan lembagalembaga lain yang bergerak di bidang yang sama.
Berikut merupakan pengembangan strategi pemasaran dari hasil analisis SWOT RSUD Tarakan Jakarta Pusat :
1.        Strategi SO (Strengths Opportunities)
Strategi yang berdasar pada kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh Rumah Sakit Evarina Pangkalan Kerinci yaitu sebagai berikut :
a)        Memperluas pangsa pasar
Rumah Sakit Evarina Pangkalan Kerinci bisa memperluas pangsa pasar yang telah ada, tentunya halini harus melalui proses perencanaan yang matang agar pasar yang akan dimasuki tidak salah sasaran. Selain itu perluassan pangsa pasar yang dilakukan harus melihat kemampuan yang dimiliki oleh Rumah Sakit Evarina Pangkalan Kerinci. Rumah Sakit Evarina Pangkalan Kerinci dapat melihat pangsa pasar diluar Daerah Pangkalan Kerinci . Hal ini dikarenakan Rumah Sakit yang ada di Luar Daerah Pangkalan Kerinci masih ada memiliki akriditasi di bawah Rumah Sakit Pangkalan Kerinci.
b)        Memperkuat kerjasama
Jaringan kerjasama yang telah terbangun dengan BNPB, PMI, Dinas Kesehatan, dan lembaga lain yang berkaitan dengan penyelenggaraan layanan kesehatan masyarakat serta Rumah sakit lain perlu dipertahankan. Rumah sakit Evarina Pangkalan Kerinci dapat melihat peluang besar yang dapat dimanfaatkan dari kerjasama yang dijalin dengan lembaga-lembaga tersebut.
c)        Meningkatkan hubungan dengan Pemerintah
Pemerintah sangat berpengaruh dengan kemajuan Rumah Sakit Evarina Pangkalan Kerinci. Peran pemerintah selama ini kurang dioptimalkan oleh Rumah Sakit Evarina Pangkalan KerinciRumah Sakit Evarina Pangkalan Kerinci.
. Rumah Sakit Evarina Pangkalan Kerinci harus dapat menumbuhkan rasa kekeluargaan, karena antara Rumah Sakit Evarina Pangkalan Kerinci merupakan kemitraan yang saling membutuhkan dan saling menguntungkan.


2.        Strategi WO (Weakness Opportunities)
Strategi WO ditetapkan dari faktor kelemahan dan peluang, strategi WO yang dapat dilakukan adalah :
a)        Meningkatkan loyalitas konsumen
Peran konsumen dalam hal ini pasien sangat berpengaruh terhadap kemajuan Rumah Sakit Evarina Pangkalan Kerinci. Rasionalnya apabila tidak ada pasien maka tidak aka nada rumah sakit. Rumah Sakit Evarina Pangkalan Kerinci Perlu meningkatkan loyalitas nasabah dengan cara memupuk dan memelihara rasa kekeluargaan dan kepercayaan dengan memberikan pelayanan yang prima dan fasilitas yang memuaskan. Peningkatan kualitas produk.
b)        Peningkatan kualitas produk
Produk yang ditawarkan oleh Rumah Sakit Evarina Pangkalan Kerinci harusnya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan nasabah. Perlu diingat juga bahwa suatu produk mempunyai daur hidup yaitu lahir, tumbuh atau berkembang matang dan mati. Oleh karena itu Rumah Sakit Evarina Pangkalan Kerinci harus mampu mempertahankan perkembangan produknya dan jangan sampai mati, dengan melaukakn inovasi-inovasi terhadap produk-produknya agar tetap mempunyai nilai jual kepada konsumen.
c)        Memperbaiki prosedur pelayanan
Rumah Sakit Evarina Pangkalan Kerinci harus mampu memperbaiki alur pelayanan yang masih terlalu panjang. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan pelayanan administrasi pelayanan yang mudah dimengerti, jelas, tidak berbelli-belit.
3.        Strategi ST (Strengths Treats)
Strategi ST merupakan strategi yang berdasar pada faktor kekuatan dan ancaman, strategi ini meliputi :
a.         Menjalin kerjasama dengan Rumah Sakit Lain
Ada beberapa rumah sakit di Jakarta Pusat yang dapat diajak kerjasama dengan Rumah sakit Evarina Pangkalan Kerinci. Rumah sakit yang ada tidak harus menjadi pesaing yang akan menghambat laju perkembangan Rumah SakitEvarina Pangkalan Kerinci, melainkan dapat dijadikan partner kerja. Rumah sakit Evarina Pangkalan Kerinci harus melakukan pendekatan-pendekatan persuasive agar Rumah sakit lain juga berkeinginan juga berkeinginan untuk menjadi partner kerja.
b.        Menetapkan target pemasaran
Rumah Sakit Evarina Pangkalan Kerinci harus tepat dalam menetapkan pasar sasaran dan target-target pemasaran melalui perencanaan yang strategis dan defensif, jangan sampai target pemasaran tersebut salah sasaran. Rumah Sakit Evarina Pangkalan Kerinci juga harus mempunyai kemampuan dalam melihat peluang-peluang yang ada.
c.         Meningkatkan kualiatsa pelayanan
Peningkatan kualitas pelayanan harus terus ditingkatkan untuk menarik simpatik konsumen maupun calon konsumen. Rumah Sakit harus dapat member pelayanan yang memiliki nilai lebih dibanding pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit lain. Sehingga rasa kepercayaan konsumen terhadap Rumah Sakit Evarina Pangkalan Kerinci semakin meningkat yang selanjutnya akan meningkatkan loyalitas konsumen.
4.        Strategi WT (Weakness Treats)
Strategi ini merupakan strategi untuk meminimalisir kelemahan dan ancaman. Strategi ini terdiri dari :
a)        Meningkatkan promosi melalui berbagai media. Langkah yang tidak boleh ditinggalkan adalah promosi. Kegiatan promosi perlu ditingkatkan untuk mensosialisasikan produk atau program Rumah Sakit Evarina Pangkalan Kerinci dalam hal ini khususnya produk atau program baru. Rumah Sakit Evarina Pangkalan Kerinci dapat memanfaatkan media cetak ataupun media elektronik untuk melalukan promosi. Selain itu juga dapat dilakukan secara kontak langsung, misalnya khutbah jum’at atau acara lain yang melibatkan masyarakat.
b)        Menetapkan strategi pemasaran yang tepat.
Rumah Sakit Evarina Pangkalan Kerinci harus dapat menetapkan strategi pemasaran yang efektif dan efisien dalam rangka menghindari ancaman dan memperkecil kelemahan. Dalam menetapkan strategi pemasaran disesuaikan dengan kekuatan dan peuang yang ada. Jangan sampain kekuatan dan peluang yang sudah dimilik berubah menjadi ancaman bagi Rumah Sakit Evarina Pangkalan Kerinci itu sendiri.
c)        Meningkatkan pelayanan pasien program Jamkesmas atau BPJS Rumah Sakit Evarina Pangkalan Kerinci harus dapat meningkatkan pelayanan terhadap pasien pengguna program Jamkesmas atau BPJS. Hal ini agar kekurangan yang menjadi salah satu kelemahan Rumah Sakit Evarina Pangkalan Kerinci tidak berubah menjadi ancaman bagi perusahaan.

3.        Decision Stage (Tahap Pengambilan Keputusan)
Tahapan yang terakhir adalah melakukan evaluasipilihan strategi alternative secara objektif berdasarkan key success factors internal-eksternal yang telah diidentifikasikan sebelumnya dengan menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Tujuan analisis QSPM ini adalah untuk menetapkan kemenarikan relative dan menentukan strategi alternatif yang paling baik untuk diimplementasikan oleh organisasi. Seperti alat analisis lainnya, QSPM juga membutuhkan intuitive judgement yang baik.
Tabel QSPM
Faktor Utama
Alternatif strategi
Strategi 1
Meningkatkan promosi dalam melalui berbagai media
Strategi 2
Menetapkan strategi pemasaran yang efektif dan efisien

Strategi 3
Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien program Jamkesmas dan BPJS
Bobot
AS
TAS
Bobot
AS
TAS
Bobot
AS
TAS
Faktor Eksternal
Ekonomi
Politik
Hukum
Sosial
Kebudayaan
Demografi
Lingkungan
Teknologi
Persaingan


0,01
0,01
0,01
0,01
0,1
0,01
0,1
0,2
0,2


1
1
1
1
1
1
1
2
2


0,01
0,01
0,01
0,01
0,1
0,01
0,1
0,4
0,4


0,03
0,01
0,01
0,01
0,1
0,01
0,1
0,2
0,2


1
1
1
1
1
1
1
2
2


0,03
0,01
0,01
0,01
0,1
0,01
0,1
0,4
0,4


0,02
0,01
0,01
0,01
0,1
0,01
0,1
0,1
0,2


1
2
1
1
1
1
1
2
2


0,02
0,01
0,01
0,01
0,1
0,01
0,1
0,2
0,4
Faktor Internal
Manajemen
SDM
Pemasaran
Keuangan
Produksi/operasi
Penelitian& Pengembangan
Sistem Informasi

0,1
0,1
0,02
0,1
0,05
0,03
0,02

3
3
1
3
2
2
2

0,3
0,3
0,02
0,3
0,1
0,06

0,04

0,2
0,1
0,03
0,1
0,05
0,03

0,02

3
3
1
3
2
2

2

0,6
0,1
0,03
0,1
0,1
0,06

0,04

0,3
0,1
0,03
0,1
0,06
0,03

0,02

3
3
1
3
2
2

2

0,9
0,3
0,03
0,3
0,12
0,06

0,04
Total


2,17


1,21


2,67

Faktor internal :    1 = sangat rendah                    2 = lemah
                             3 = kuat                                   4 = sangat kuat
Faktor eksternal : respon perusahaan
                             1 = lemah                                2 = rata-rata
                             3 = di atas rata-rata                 4 = superior
Berdasarkan dari matriks QSPM tersebut, maka strategi yang tepat untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit adalah dengan Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien program Jamkesmas dan BPJS. Hal ini berguna untuk menarik pasien yang ingin berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Jakarta Pusat. Setelah ditentukan strategi yang akan ditetapkan, maka dibuatlah manajemen strategis dengan menentukan Program, sasaran, KPI, target dan tindakan yang akan dilakukan.
a.         Program
RSUD Tarakan Jakarta Pusat harus dapat meningkatkan pelayanan terhadap pasien pengguna program Jamkesmas atau BPJS. Hal ini dilakukan dengan mempermudah pasien dalam mengurus dan menggunakan BPJS untuk berobat.
b.         Sasaran
Sasaran dalam meningkatkan pelayan BPJS adalah seluruh masyarakat BPJS yang menggunakan BPJS untuk berobat di Rumah Sakit Evarina Pangkalan Kerinci.
c.         Target
Target dalam meningkatkan pelayan BPJS ini adalah tidak ada lagi keluhan mengenai penggunaan BPJS oleh pasien yang berobat di Rumah Sakit Evarina Pangkalan Kerinci.
d.        Tindakan
Dengan melakukan pelayanan sebaik-baiknya walaupun pasien yang berobat adalah pasien BPJS dan tidak mempersulit pelayan terhadap pasien BPJS.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MANAJEMEN RESIKO PETANI KARET K3 DASAR

TUGAS  UTS K3 DASAR MANAJEMEN RESIKO PADA PETANI KARET Oleh: GUSNI KHAIDIR NIM 1605026 Dosen: dr.  ERNA TRESNANINGSI ,  MOH., PhD PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT STIKes HANG TUAH PEKANBARU 2017 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesejahteraan merupakan tujuan dari seluruh keluarga. Kesejahteraan   diartikan sebagai kemampuan keluarga untuk memenuhi semua kebutuhan   untuk bisa hidup layak, sehat, dan produktif. Berdasarkan data BPS (2010),   masih terdapat sekitar 31 juta orang atau 13,3% penduduk yang tinggal di   bawah garis kemiskinan atau mereka yang tidak memiliki kemampuan untuk   memenuhi semua kebutuhan pokoknya. Penduduk miskin ini sebagian besar   tinggal di wilayah perdesaan yang erat kaitannya dengan usaha   pertanian   Tingkat penghasilan/pendapatan seseorang akan berpengaruh besar   terhadap ketenangan atau kesejahteraan, orang bisa menjadi tidak sejahtera   dalam rum

DASAR K3 MANAJEMEN RESIKO PADA BURUH/KULI BANGUNAN OLEH RIZAL HUSFAUDIN

TUGAS UTS DASAR K3 MANAJEMEN RESIKO PADA BURUH/KULI BANGUNAN ( Di Desa Tasik Juang SP3 jalur 5 Kecamatan Lubuk Batu Jaya, INHU) Oleh: RIZAL HUSFAUDIN NIM : 1605023 Dosen : dr. Erna Tresnaningsih, MOH., PhD PEMINATAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) HANG TUAH PEKANBARU T.A 2017-2018 BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Pada awalnya manusia hanya memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai sarana dan prasarana ataupun infrastruktur dalam kehidupannya. Seperti halnya memanfaatkan gua sebagai tempat tinggal. Kemudian memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai bahan-bahan untuk membuat infrastruktur seperti halnya batu, tanah dan kayu. Kemudian setelah ditemukan bahan bahan tambang yang dapat digunakan untuk membuat alat atau benda yang menunjang sebuah bangunan seperti halnya barang logam dan m

REVIEW BUKU TEORI PENGEMBANGAN ORGANISASI

  REVIEW BUKU Oleh : GUSNI KHAIDIR 1605026 DOSEN : Dr. BUDI HARTONO PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT STIKES HANG TUAH PEKANBARU 2017 Judul Buku        : Teori Pengembangan Organisasi Penilus                : Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA ISBN                   : 979-526-262-9 Editor                 : 1-cet. 7.--Jakarta : Bumi Aksara, 2012. Penerbit              : PT BUMI AKSARA Desain Cover     : Remaja Rosdakarya Layout Isi           : 270 hml. Tanggal Terbit   : Juli 2014. Harga                  : Tebal                   : 23 cm BAB I FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN PENGEMBANGAN ORGANISASI Organisasi yang mampumewujudkan perubahan yang akan lestari karena berada pada kondisi siap menghadapi berbagai tantangan yang berbentuk, jenis dan interaksinya belum pernah terjadi sebelumnya. Berbagai factor yang menyebabkan timbulnya tantangan dan perubahan tersebut sebagai be